PIcture

PIcture

Minggu, 19 Januari 2014

Dalam Luka Ku Masih setia


(*) Kau membisu seolah sembilu
Menyayat kalbu menggores pilu
Engkau marah seperti panah
Tak jelas arah
(**) Tatapku dalam diam dan pasrah
Termenung dalam rindu yang panjang
Meski ku tau ini takkan baik
Tak berlogika
Reff :
Biarlah luka yang mendewasakan
Dan biarlah perih yang melatih ragaku
(Luka yang tlah kau beri, biarlah jadi penguji)
Walau aku terjebak pesonamu
(Diriku terbang jauh, lari dari pahit ini)
Tapi aku terlanjur pada cintamu
(*) Kau membisu seolah sembilu
Menyayat kalbu menggores pilu
Engkau marah seperti panah
Tak jelas arah
(**) Tatapku dalam diam dan pasrah
Termenung dalam rindu yang panjang
Meski ku tau ini takkan baik
Tak berlogika
Reff :
Biarlah luka yang mendewasakan
Dan biarlah perih yang melatih ragaku
(Luka yang tlah kau beri, biarlah jadi penguji)
Walau aku terjebak pesonamu
(Diriku terbang jauh, lari dari pahit ini)
Tapi aku terlanjur pada cintamu
Namun aku tlah terjebak pesonamu
Tapi aku tlah terlanjur padacintamu
Brigde :
Luka yang tlah
Biarlah jadi
(Luka yang tlah kau beri, biarlah jadi penguji)
Walau aku terjebak pesonamu
(Diriku terbang jauh, lari dari pahit ini)
Tapi aku terlanjur pada cinta, pada dirimu
Tapi aku terlanjur pada cintamu

Aku Memilih Setia


(*) Ada banyak cara Tuhan, menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang disaat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki
Reff :
Inilah akhirnya, harus ku akhiri
Sebelum cintamu, semakin dalam
Maafkan diriku, memilih setia
Walaupun ku tau, cintamu lebih besar darinya
(**) Maafkanlah diriku tak bisa bersamamu
Walau ku sadar tulusnya rasa cintamu
Takkan mungkin ku tuk membagi cinta tulusmu
Dan aku memilih setia
Reff :
Inilah akhirnya, harus ku akhiri
Sebelum cintamu, semakin dalam
Maafkan diriku, memilih setia
Walaupun ku tau, cintamu lebih besar darinya
Brigde :
Beribu kali logika ku untuk menolak
Tapi ku tak bisa bohongi,hati kecilku
Bila saja diriku ini masih sendiri
Pastiku kan memilih, kan memilihmu
Reff :
Inilah akhirnya, harus ku akhiri
Sebelum cintamu, semakin dalam
Maafkan diriku, memilih setia
Walaupun ku tau, ooo
Walaupun ku tau cintamu lebih besar darinya

Sadar Dibatas Sabar


(*) Tlah ku biarkan hati kau isi
Tlah kusiapkan rasa untuk kau penuhi
Pernah ku coba, tuk saling jajaki
Pernah ku coba namun ternyata aku tak mampu
Ouwo uwo, aku tak mungkin mampu
Ouwo uwo, bertahan denganmu
Reff :
Aku tersadar dibatas sabar
Aku berpeluh diujung jenuh
Ku kan pergi menjauh
Ku kan menjauh
Kau sudah tak sanggup untuk ku ikuti (2x)
(**) Kau datang lagi, membawa janji
Mencoba tawarkan seribu satu pelangi
Kuharuskan kau sungguh terlambat
Karna kuatau itusemuahanya janji-janji
Ouwo uwo, aku tak mungkin mampu
Ouwo uwo, bertahan denganmu
Reff :
Aku tersadar dibatas sabar
Aku berpeluh diujung jenuh
Ku kan pergi menjauh
Ku kan menjauh
Kau sudah tak sanggup untuk ku ikuti (2x)
Bridge :
Percuma saja kau rayu
Janjimu yang slalu palsu
Reff :
Aku tersadar dibatas sabar
Aku berpeluh diujung jenuh
Ku kan pergi menjauh
Ku kan menjauh
Kau sudah tak sanggup untuk ku ikuti (2x)

Cahaya Di Langit Itu


(*) Ketika cahayamu menerangi duniaku
Sentuhan tangan itu, memelukku penuh cinta
Saat dalam, keangkuhan, dan meremehkan takdirku
Setiaku dalam cinta, hampir kehilangan arah
Tak sadarku dalam berpikir, ridhonya surga duniaku
Reff :
Seperti ku terbang dilangit tinggi
Temui satu titik cahayamu
Kulihat ada malaikat kecilmu
Membisikanku tuk tetap disini, bersimpuh
(**) Perjalanan ini kuatkan imanku
Tuk arungi hidup
Nilai cinta dengan kasihmu
Reff :
Seperti ku terbang dilangit tinggi
Temui satu titik cahayamu
Kulihat ada malaikat kecilmu
Membisikanku tuk tetap disini,
Seperti ku terbang dilangit tinggi
Temui satu titik cahayamu
Kulihat ada malaikat kecilmu
Membisikanku tuk tetap disini, bersimpuh
Nilai cinta dengan kasihmu

Sabtu, 24 Agustus 2013

Aku dan Masa SMP !

Oh hy readers, ketemu lagi nih kita. Setelah vacum akunya dari blog ini -_-“ oya, kali ini aku mau bahas soal masa’masa serunya aku pas di SMP. Yang kasih ide ini adalah Desti Juni Handayani! Iya. Cewe yang di 2 postingan kemaren itu loh. Tapi tenang, kali ini aku ngga akan review dia lagi kok. Aku Cuma mau bilang makasih aja sama dia udah kasih ide buat postingan aku kali ini!
SMP, siapa yang ngga pernah ngerasain jadi anak SMP? Kalo yang udah pernah ngerasain, pasti inget dong gimana rasa senengnya pas terakhir kalinya nanggalin baju putih merah dan untuk pertama kalinya pake baju putih biru? Trus pasti inget juga dong rasanya awal’awal kenal dunia SMP yang punya kaka kelas yang lebih cantik, ganteng, keren, kece, galak, dan baik daripada di SD? Dan yang pasti adalah untuk ukuran aku kemaren baru ngerasain apa itu yang namanya perasaan suka, cinta, dan pacaran. Yah meski baru cinta monyet, tapi kita pernah tau akan semua hal itu.
Anak jaman angkatan aku SMP dulu 2008/2009 mungkin ngga kaya anak’anak sekarang. Kita tau pacaran, tau dandan, tau punya hp sendiri, tau sama yang namanya sosial media, dan lain’lain itu pas injek masa SMP. Lah anak sekarang? Anak 1 SD aja udah ada yang tau namanya pacaran, anak 4 SD udah tau dandan, tau punya hp sendiri anak TK juga ada malah hpnya BB. Beda banget jaman kita dulu yang masih pegang nokia, sony ericson, motorola, de’el’el. Tau sama sosial media anak 6 sekarang juga ada! Saking aktifnya mereka di jejaring sosial, yang cewe sampe bisa tukeran nomer hp, ketemuan, lalu di perkosa, dirampok atau dibunuh. Kalo buat yang cowo mah enak, mungkin bisa memperkosa atau merampok mereka yang cewe. Itu semua jelas karna dampak perkembangan jaman yang terlalu pesat sampe’sampe anak udah terlalu jauh kenal dunia luar jauh dari yang di ketahuin sama ortunya. Malah jaman sekarang anak 5 SD aja udah bisa cabulin anak orang, anak 3 SMP jadi mucikari, kalo anak SMA jadi cewe panggilan itu emang sih kayanya udah biasa. Tapi untunglah aku bukan salah satu bagian dari anak SMA yang seperti itu! Miris memang, tapi itulah kenyataan.
Oke, aku tau kalian mikir aku ngaco dan disini, aku bakal lanjutin cerita jaman ku SMP! Maaf lama menunggu, hehehe. Aku dulu pas SMP masuk SMP ternama di kota ku yaitu SMPN 1 Sampit RSBI! Karna waktu aku masuk di tahun ajaran 2008/2009, gelar RSBI masih di sandang. Dan angkatan kami adalah angkatan pertama RSBI di sekolah itu dan di Sampit pada tahun itu hanya SMPN 1 yang menyandang gelar RSBI! Aku cukup bangga karna meski kemaren aku ngga lulus di kelas RSBI, aku masih bisa belajar di kelas reguler sekolah yang menyandang gelar RSBI. Waktu aku kelas 7, aku dapet kelas 7 ruang 2 bersama dengan 29 anak lainnya. Diawal semester pertama kelas 7 aku Cuma deket dengan beberapa orang teman saja yang sekiranya kelakuan dan kegilaan sikap dan sifat sealiran dengan ku. Sebut saja mereka Sa’adah, Sandi, Rahman, Tya, Meon, Yuongki, Zacki, Doni, Diaz, Anggi, dan Rifky. Sisanya aku mulai dekat saat semester kedua. Dan di semester kedua, aku sudah membaur dengan semua anak ruang 1, 3 dan RSBI.
Aku ingat waktu awal belajar semasa aku kelas 7 adalah di hari Jum’at pagi setelah senam. Cuman aku lupa itu tanggal berapa? Dan guru pertama yang menginjakkan kaki di kelas kami adalah wali kelas kami sendiri yaitu, Ibu Remi Malau. Beliau guru matematika! Sebenarnya, aku menyukai guru ini, hanya saja aku tidak menyukai pelajarannya, karna aku anak yang tidak menyukai matematika! Apapun yang bersifat angka, menghitung, aku tidak suka! Kecuali menghitung uang, aku suka hehehe. Chairmeet ku saat itu adalah  Noor Qomariah, bangku pojok kanan paling depan. Anaknya memiliki wajah yang sendu dan seperti orang mau menangis. Jadi kalau ada disebelahnya aku merasa bosan. Sampai akhirnya ada perombakan tempat duduk. Aku duduk di pojok kanan di bangku nomor urut 3 dari depan bersama Rahman. Seorang pecandu game, sama seperti ku. Dan aku merasa lebih nyaman duduk dengannya! Karna mungkin kami sama’sama jahil, gamers, dan memiliki selera humor yang tinggi. Sampai akhirnya kami berdua di gossipkan pacaran oleh anak sekelas! Dan gossip itu terwujud saat kami duduk di kelas 8 semester 1 *tapi waktu itu sudah beda kelas*. Dan kalo kamu baca ini, semoga inget sama kenangan kita pas masa SMP dan pacaran dulu yaa? *eh* hahaha.
Kegilaan ku dan Rahman pada game di kelas 7 makin menjadi karna datang seorang anak pindahan dari SMPN 2 Pahandut Palangka Raya yang namanya Diaz. Dia ngga Cuma gamers, tapi juga gila gadget! Dan kalo dari segi akademik, dia cocok dengan Sa’adah. Karna bahasa inggrisnya, gila! Jago banget. Tapi mereka ngga pacaran, mereka Cuma sahabatan. Karna waktu itu, status Sa’adah berpacaran dengan Rizky Hariandi Rahman anak SMP tetangga, SMPN 2 Sampit. dan dulu pernah saat pelajaran matematika aku terlalu asyik bicara dengan Rahman soal game dan lupa memperhatikan guru di depan sampai akhirnya aku di lempar spidol oleh bu Remi! Ada rasa malu? Engga sih. Soalnya udah sering digituin sama beliau, hehehe *mulai ketauan nakalnya deh*. Orang yang selalu jadi bulan’bulanan kejahilan aku dan Rahman adalah Tya. Tya ini anak temennya tante ku yang kebetulan adek kelas mama ku semasa SMA dulu! Aku dan Rahman menjahilinya dengan cara mengagetinya saat iya melamun. Dan saat dia terkejut dia menyebutkan nama Tomy. Iya! Itu pacarnya, anak SMP tetangga juga. Saking sering kami kageti, jadilah Tya seorang yang latah! Tapi aku ngga tau sekarang dia latah apa ngga, karna kita sekarang beda SMA. Usai menjadikan Tya latah, Revita adalah orang kedua yang aku dan Rahman buat latah. Dan sama aku ngga tau sekarang dia masih latah apa ngga karna kita beda sekolah. Aku dan Rahman sekarang juga beda sekolah sebenernya! Dan buat Revita dan Tya kalo kalian baca ini, aku mewakilkan Rahman, kami berdua minta maaf atas kejahilan kami semasa SMP dulu yaa hehehe.
Kenakalan ku yang lain saat kelas 7 adalah selalu tidur di jam pelajaran pak Madran (alm). Karna beliau selalu mengajar di jam pelajaran terakhir dan itu pelajaran PKN! Itu bikin bosan. Kalo aku kena rolling tempat duduk di depan, aku akan tuker tempat dengan temen yang duduk di belakang! Setelah itu buku akan ku tempatkan berdiri didepan ku dan aku tidur di baliknya. Teman’teman yang seperti itu adalah Anggi, Rahman, dan Sandi. Tapi untungnya, selama setaun kami melakukan hal sekeji itu di pelajaran beliau, kami tidak pernah ketahuan. Sampai akhirnya aku menyesal saat tau beliau meninggal dunia karna serangan jantung di saat aku kelas 9. Maafkan dosa anak’anak murid mu ini ya pak! Kami sealu mendoakan bapak dari sini. Meski kami sadar doa kami ngga akan bisa mengganti dosa kami selama bapak ada. *kenapa jadi sendu gini?*
Setelah setaun jadi adek kelas dan di tindas oleh anak kelas 8 dan 9 dengan segala labrakan, bully, dan segala macam, jadilah kami naik kelas ke kelas 8! Saat aku tau naik kelas, yang terlintas dipikiran ku adalah “ yes! Jadi kaka kelas! Punya adek kelas! “. Tapi meski mengetahui aku punya adek kelas, aku ngga pernah mendamprak adek kelas seperti kaka diangkatan ku dulu! Karna aku tau gimana rasanya mereka yang di damprak dan mendamprak. Selain sakit hati, sedih, galau, risau, pisaumereka juga harus berhadapan dengan nerakanya sekolah! Yaitu, ruang dan guru BP! Masuk kesana itu ngga enak, kita dapet omelan, nasihat, dan surat panggilan kalo salah fatal. Aku pernah masuk sana di kelas 9 karna bermasalah dengan salah seorang orang tua siswa! Hebatkan aku? Murid lain masalahnya sama murid. Lah ak, murid masalahnya sama ortu murid, hahaha.
Di kelas 8, terjadi perombakan anak kelas. Aku ngga lagi diruang 2 tapi masuk kelas 8 ruang 1! Dan temen dari kelas 7 kemaren yang masih sekelas adalah Tya, Diaz, Anggi, Fegi, dan Wahyu. Sisanya ada yang lari ke 8 ruang 2 dan 8 ruang 3! Semenjak pisah kelas dari anak’anak kelas 7 kemaren, jadi agak gimana gitu. Ketemu ngga lagi yang bercandaan, paling saling lempar ciumsenyum dan say hy aja. Di kelas 8 ruang 1, aku bersama 29 anak lainnya yang telah dilakukan perombakan dengan didominasi anak eks 7 ruang 1, kami menjadi penghancur mimpi’mimpi guru sekolah dengan kelas 8 ruang 1 yang dulu dan sekarang. Kenapa? Karena, anak kelas 8 ruang 1 yang ada diatas angkatan kami adalah anak’anak yang terkenal pintar, penurut, sopan, dan baik! Berbeda lagi dengan kami yang mayoritas anaknya happy sama apa yang mereka lakukan dan cenderung heboh, gokil, gila, pokonya parah! Kalo dulu kelas ku waktu kelas 7 ada di bawah deket tangga, sekarang pindah ke atas. Barengan sama anak kelas 8 ruang 2 dan 3. Cuma RSBI yang 3 taun stay di bawah. Karna kelas mereka itum full AC, sound system, LCD Projector, wifi dan telpon kelas sendiri, dan itu sudah layaknya syurga untuk ukuran kelas. Tapi sayangnya mereka tidak bisa menikmati masa SMP! Karna terlalu fokus ke pelajaran. Bayangin aja, tiap taun, abis ulangan semester, mereka juga punya ulangan semester tambahan KHUSUS RSBI untuk evaluasi. Gitu juga pas UN! Mereka punya UN tambahan yang lagi’lagi KHUSUS RSBI. Gila ngga broo? Dan semenjak saat itu, aku agak bersyukur ngga meloloskan diri dari kelas RSBI saat masuk kemaren!
Di kelas 8, aku malah lebih dekat dengan para adek kelas dan anak kelas 8 ruang lain untuk bergaul. Bukan karna di kelas aku ngga di temenin sama anak kelas, tapi aku pusing, abis mereka temenannya ngga mau membaur, mereka pilih’pilih. Sesuai genk mereka sendiri disaat kelas 1. Berhubung anak 8 ruang 1 waktu itu di dominasi sama anak 7 ruang 1, jadi mereka sama genk mereka sendiri, anak 7 ruang 3 yang ada di kelas juga. Jadi kami  yang minoritas anak 7 ruang 2 lebih pilih temenan sama anak 7 RSBI 1 dan anak 8 RSBI! Soal kelas, ngga Cuma anak RSBI yang stay di bawah, kami juga pindah ke bawah. Gara’garanya ada temen ku yang namanya Melly kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah dan kehilangan nyawa Ayahnya. Karna iba sama cowo’cowo yang harus naik turunkan dia di tangga buat nuju kelas, akhirnya kami pindah kelas ke bawah. Kelas yang aku tempati saat kelas 7! Otomatis buat anak 7 ruang 2 dulunya, total 2 tahun kami ada disitu. Yaudah lah sih tapinya! Kita kan juga toleransi sama keadaan temen.
Di kelas 8, kelas kami di cap sebagai kelas 8 yang paling RIBUT, RUSUH, NAKAL, dan SUSAH DI ATUR! Sampai’sampai kelas kami jarang di masuki oleh guru’guru yang mengajar. Dan di kelas 8, kami anak 8 ruang 1 memiliki slogan “ Tiada Hari Tanpa Jam Kosong “. Slogan itu ada karna seringnya kami ngga belajar. Dan kekosongan waktu belajar itu selalu kami gunakan utnuk nongkrong di kelas tetangga yang senasib atau ngerumpi di depan maupun di dalam kelas. Tapi  yang paling sering adalah main game! Karna waktu itu game paling booming adalah Counter Strike No Steam 1.6. dan itu mainnya pake server dengan memanfaatkan wifi sekolah. Setiap ada jam kosong dan istirahat makan siang, semua yang punya shortcutnya langsung stay di depan laptop dan main! Cewe paling jago main itu kemaren adalah Dara. Anak dari 7 RSBI 1! Dan anak’anak sekolah kalo udah main itu heboh banget. Kalo menang, mereka bakal treak kaya orang yang dapet doorprize 1 Milyar. Tapi kalo kalah dan ada yang curang, segala macam sumpah serapah dan segala macem jenis hewan ikut di sebut! Kalo ada angkatan di bawah, seangkatan, dan diaatas aku yang main, pasti inget semua hal ini. Hahaha :D
Demam game online ngga berhenti di Counter Strike No Steam 1.6. setelah game itu, ada lagi game terbitan Megaxus yang namanya Ayo Dance. Game’game battle dance online gitu deh! Memory buat game itu 4GB tapi seru. Saking keseringan main, tombol space di keyboard ku sampe lepas dari tempatnya :D. main ini, ngga ada sumpah serapah. Kata’kata paling kasar buat ngeledek yang kalah atau amatir itu cuma “ cacad! “. Main itu lagi’lagi pake wifi sekolah! Setelah Megaxus keluarin Ayo Dance dan sukses booming, disekolah, eh demam Point Blank lagi anak sekolah, tapi untuk yang ini aku ngga ikutan main! Karna keseringan main game, mata ku minus berat! -_-“ dan sumpah serapah saat main Counter Strike No Steam 1.6 yang tenggelam karna Ayo Dance, kembali muncul kepermukaan dan berjaya di dunia persilatan game!
Itu soal game. Naik ke semester kedua, kami masih dipandang jelek oleh guru’guru sekolah! Karna kami terlalu sering membangkang pada guru. Dulu pernah di jam kosong kami nyanyi’nyanyi pake gitar, keras, paduan suara kelas gitu, sampe akhirnya ada bu Diana, guru Bahasa Inggris yang lagi ngajar disebelah masuk. Saat kami beliau masuk, kami sudah di posisi bangku masing’masing. Sampai akhirnya beliau ngomel dan bilang “ kalian ini, anak kelas 8 tapi ribut! Ibu lagi ngajar disebelah dan ibu merasa terganggu dengan suara kalian disini! “. Sesaat kami hening sampai akhirnya temanku bernama Eky menjawab dan berkata “ kenapa sih mom? Harga terasi dipasar naik? Kalo naik, jangan marah kesini! Ke pedagang sana! “. Dan itu sontak disambut tawa oleh anak satu kelas. Guru tersebut hanya menarik nafas panjang dan pergi dari kelas kami! Beliau keluar, kami melanjutkan aksi paduan suara kami. Dulu aku juga ada kasus pembangkangan sama guru yang namanya Masra! Ceritanya aku sama beberapa temen cewe dari kelas dan kelas lain nongkrong di depan kelas. Nongkrongnya lagi’lagi karna jam kosong! Kami waktu itu menyanyikan lagi Sang Mantan dari Nidji yang kebetulan lagi booming waktu itu. Dengan diiringi permainan gitar dariku, kamipun bernyayi. Dan beliau keluar menegur kami, bilang “ suara kalain bagus. Yang main gitar juga bagus, tapi suara kalian mengganggu ibu mengajar disebelah! “. Dan dengan gamblang aku menjawab “ teknik mengajar ibu juga bagus, ibu ramah sama murid, tapi kehadiran ibu disini mengganggu kesenangan kami yang lagi nyanyi! “. Kembali, beliau masuk keruangan dimana ia mengajar tanpa sepatah kata apapun. Dan setelah beliau masuk, aku menaruh gitar ku kelas dan berlari ke kantin! Hahaha, iyaa aku anak murid kurang ajar emang :D
Sebenernya, aku salah satu anak yang berkasus disekolah. Aku sering berantem sama anak kelas lain baik adek maupun kaka kelas! Tapi semua itu tentu ngga pernah ketauan sama pihak sekolah. Kalo ketauan, mungkin aku udah DO dari dulu! Aku ngga pernah ketauan itu jelas karna manipulasi keadaan dari teman’teman terbaik ku :D yang paling asik itu adalah waktu di hari kamis aku berantem sama adek kelas yang namanya Eka. Dia cowo, anak kelas 7 ruang 2! Ceritanya itu waktu aku mampir ke kelas Aldit di 7 RSBI 1 buat ke kantin bareng. Dan tiba’tiba Mia, nitip beli teh poci! Jadi pas ke kantin aku mempir ke stand teh poci dan memesan 2 cup! Pesanan pertama jadi dan itu milik ku. Saat mengambil milik Mia dan membayar aku terkejut meliat the poci ku ada di tangan Eka. Adik kelas cowok yang songong itu! Dia minum teh poci dia minum tanpa ijin! Lalu aku bertanya baik’baik.
“ itu minuman ku kan? Kenapa q minum tanpa ijin? Kalo qm mau, qm bisa bilang. Aku bisa beliin yang baru buat qm! “, ucapku ramah.
“ aku ngga perlu di beliin, aku bisa beli sendiri! “, ucapnya sambil meminum teh milik ku kembali dan menyisakannya ¼ dan menghentakkannya di meja! Aku hanya menatapnya kesal!
“ kenapa? Mau marah? Berani marah sama aku? “, ujarnya dengan senyuman meledek.
Aku meletakkan minuman milik Mia di meja dan mengambil minuman ku yang tinggal ¼ itu kemudian spontan menyiramkannya ke wajah Eka. Dia menatapku marah sambil membersihkan bajunya kemudian mendorongku keras dan bilang “ lo berani sama gue! “
Aku menjawab pertanyaannya dengan melayangkan sebuah pukulan keras tepat di wajahnya hingga ia tersungkur. Dia membalas pukulan ku dan itu mengenai dadaku! Setelahnya aku sontak memukul wajah dan perutnya berkali’kali sampai ia berteriak minta ampun! Tapi aku tetap hendak memukulnya tapi Aldit mencegahku. “ ya sudah ya! Ada Oci kesini. Ada Oci! “, ucapnya.
Aku pun ngga jadi mukul dia lagi. Oci, itu adek’adek’an ku. Temen sekelas Aldit! Dia udah deket banget sama keluargaku. Ngga asyik kalo dia liat aku berantem dan ngadu ke mama ku! Kemudian aku mengambil minuman Mia dan pergi sama Aldit. Tapi emang dasar itu anak songong! Dia teriakin aku “ kenapa pergi? Takut diaduin ke mamanya yaa? “, ujarnya tertawa. Spontan aku memberikan minuman Mia ke Aldit dan kembali mendaratkan pukulan tepat di keningnya hingga dia benar’benar jatuh keras ke lantai! Kemudian aku mencengkram kerah bajunya dan berkata “ gue tau lo anak karate! Tapi lo itu baru anak sabuk kuning! Lo salah cari gara’gara sama gue! Gue anak sabuk coklat! “. Saat hendak ku pukul lagi wajahnya, Aldit kembali mengingatkan “ she’s come! She’s come! “, ucapnya. Kemudian aku menghempaskan kepalanya keras kelantai dan pergi. Berjalan santai seolah tak ada apa’apa saat bertemu Oci! Oci menangkap ada yang tidak beres padaku. karna saat perkelahian itu baju ku keluar!
“ itu baju kenapa kak? Kok keluar? Pasti berantem? “, ucapnya.
“ enggalah. Ini nih tadi abis bercandaan sama Aldit! “, sautku sambil menepuk keras bahu Aldit dan di balas anggukan keras darinya.
“ oh gitu, yaudah dede jajan dulu kesana. Bajunya dimasukkin ya? “, ucapnya.
“ iya de, iya. Duluan ya? “, ujarku dan buru’buru pergi ke kelas Aldit.
Sampai dikelasnya, aku memberikan minuman Mia tapi yang berkesan dari perkelahian itu adalah, 2 blok kantin dari tempat aku berkalahi adalah kantin para guru, tapi uniknya mereka tak mengetahui kejadian itu! Itu semua kembali oleh kerja sahabatku yang ointar memanipulasi keadaan agar aku tak di geret ke ruang BP.
Dan ini adalah cerita di kelas 9! Aku tetap stay di kelas yang sama dan murid yang sama. Hanya saja Wahyu harus di depak pergi dari kelas 9 ruang 1. Gantinya adalah Dita Pratiwi! Wwaktu itu dia juga siswa pindahan. Tapi aku lupa dia siswa pindahan mana? Tapi intinya itulah pokoknya! Selama di kelas 8 kami menyandang predikat kelas Trouble Maker tapi dikelas 9, kami agak sedikit leboh penurut meskipun tetap konyol! Tapi itu mulai bisa di terima oleh para guru. Karna mereka mulai respect sama kami! Ngomongin konyol, konyolnya kami itu banyak macemnya. Yang paling parah adalah waktu kami usilin bu Nelly, guru bahasa Indonesia kami. Kayanya ibu yang 1 ini, punya temprament tinggi sama kelas kami. Soalnya, tiap kami ngelakuin kesalahan dalam pelajaran beliau, pasti kami di katain bego, bodoh, dan tolol! Dan ini serius beliau bilang gitu ke kami. Cuma kami ngga begitu perduli, karna kami tau beliau bilang gitu ngga dari hati! Malah kalo beliau ngatain gitu, kami malah ketawa, sampe beliau bingung sendiri sama kelakuan kami.
Konyol pertama kami sama bu Nelly adalah di sabtu sore saat bimbel buat UN! Yah waktu itu udah mau ujian soalnya. Waktu itu, cuaca di luar hujan deras, dingin, dan pas banget buat tidur. Sampai akhirnya temen cowo ku si Anggi yang abnormal gilanya itu bangun dari tidur dan menguap dengan lebar dan kerasnya. Kemudian bu Nelly marah dan berkata “ kamu itu enak’enakan tidur disana sementara ibu disini ngejelasin panjang lebar! Dimana sopan santun kamu? Gaji bapak kamu itu ngga akan bisa bayar gajih ibu ngajar disini! “, ujar beliau. Dan Anggi menjawab dengan santai. “ gaji bapak saya memang ngga bisa bayar gaji ibu, tapi bapak saya bisa bayar ibu! “, sautnya. Sontak kami 1 kelas menahan tertawa mendengar jawaban itu! Beliau hanya menghela nafas dan melanjutkan pelajaran!
Konyol kedua kami adalah saat di sabtu siang beda minggu dengan di atas, setelah beliau memberikan penjelasan, mereka memberikan kami tugas. Kemudian beliau meletakkan kacamata diatas meja dan berkata ingin ke toilet sebentar! Dan yang membuat gara’gara kembali lagi si Anggi. Dia berjalan kedepan dan memakai kacamata tersebut kemudian mempraktekan gaya mengajar bu Nelly yang jelas membuat kami tertawa! Setelah beberapa saat bu Nelly kembali, beliau duduk di meja dan mencari kacamata beliau. Kacamata beliau jelas kami sita! “ ada yang liat kacamata ibu? “, tanya beliau.
“ ngga ada bu. Tadi ibu emangnya kemana aja selain ke toilet? “, saut Anggi Modus!
“ ke kantin om juman. “, ucap beliau.
“ nah mungkin ketinggalan disana. “, saut Anggi.
Kemudian beliau pergi ke kantin om juman dan kami tertawa dikelas. Tak lama beliau kembali dan berkata tidak ada.
“ abis dari tempat om juman kemana bu? “, tanyaku.
“ ke perpustakaan. “, saut beliau.
“ nah mungkin disana. “, ujarku.
“ coba tolong kamu ambil. “, pinta beliau.
“ kan saya lagi kerjakan tugas bu, tapi ngga papa deh. “, ucapku belaga berdiri.
“ eh ngga usah. Biar ibu saja! “,sat beliau pergi. Aku spontan tertawa di barengi anak kelas.
Kembali lagi beliau dengan jawaban tak ada. Dan sekali lagi, Anggi turut andil membodohi beliau!
“ ibu ada ke kelas atas ngga? Barang kali ketinggalan disana! “, ucapnya.
“ oh iya mungkin! “, ujar beliau kemudian pergi.
Saat itu juga Anggi meletakkan kacamata beliau di bawah buku. Dan saat beliau kembali beliau berkata “ ah sudah, biarkan saja. Kalo memang hilang, ibu bisa beli lagi. “. Kemudian Anggi maju ke depan dan berlaga mencarikan kacamata beliau. Dan sesuai skenario di temukan di bawah buku!
“ nah ini kacamata ibu! Aduh ibuu! “, ucap Anggi.
“ oh iya. Maklumin ajalah, ibukan sudah tua! “, saut beliau.
“ iya kami maklum kok. Kami tau ibu TUA! “, ujarnya tertawa lantang dan disambutt oleh anak kelas.
Disaat kami kelas 8, kami di jugde oleh para guru sebagai pembuat onar. Tapi dikelas 9, tepatnya kami menjugde para guru dengan memutarkan sebuah fil dokumenter kami yang berjudul “ History Of NeRo1 “ dengan durasi 15 menit. Di awal 5 menit kami membuatnya parodi dan 10 menit terakhir itu adalah real kajadian murni di kelas 9 ruang 1! Semua kisah cinta, suka, duka, persahabatan, dan kegembiraan telah sukses membuat para guru’guru terharu dan cukup tau kalau sikap dan sifat anak 9 ruang 1 tidaklah sama seperti saat di 8 ruang 1 dahulu. Dan untuk para guru, entah mungkin ada yang membaca ini, tolong di sampaikan kepada yang bersangkutan kami minta maaf atas apa yang kami lakukan baik di sengaja maupun tidak sengaja selama kami menjadi murid bapak dan ibu di SMPN 1 Sampit. meskipun kami terkadang tidak menyukai sedikit banyak dari sikap dan sifat bapak ibu selama mengajar, kalian tetap lah orang yang berjasa selama kami disana! Sekian dan terima kasih~